1. Apakah Itu Algoritma
Ditinjau dari asal-usul katanya, kata
Algoritma sendiri mempunyai sejarah yang aneh. Orang hanya menemukan kata algorism yang berarti proses menghitung dengan
angka arab. Anda dikatakan algorist jika
Anda menghitung menggunakan angka arab. Para ahli bahasa berusaha menemukan
asal kata ini namun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya para ahli sejarah
matematika menemukan asal kata tersebut yang berasal dari nama penulis buku
arab yang terkenal yaitu Abu Ja’far Muhammad Ibnu Musa Al-Khuwarizmi.
Al-Khuwarizmi dibaca orang barat menjadi Algorism. Al-Khuwarizmi
menulis buku yang berjudul Kitab Al Jabar
Wal-Muqabala yang artinya “Buku pemugaran dan pengurangan” (The book of restoration and reduction).
Dari judul buku itu kita juga memperoleh akar kata “Aljabar” (Algebra). Perubahan kata dari algorism menjadi algorithm muncul
karena kata algorism sering dikelirukan
denganarithmetic, sehingga akhiran –sm berubah menjadi –thm. Karena perhitungan dengan angka Arab sudah
menjadi hal yang biasa, maka lambat laun kataalgorithm berangsur-angsur
dipakai sebagai metode perhitungan (komputasi) secara umum, sehingga kehilangan
makna kata aslinya. Dalam bahasa Indonesia, kata algorithm diserap menjadi algoritma.
2. Definisi Algoritma
“Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis
penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis dan logis”. Kata logis merupakan kata kunci dalam algoritma.
Langkah-langkah dalam algoritma harus logis dan harus dapat ditentukan bernilai
salah atau benar. Dalam beberapa konteks, algoritma adalah spesifikasi urutan
langkah untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pertimbangan dalam pemilihan
algoritma adalah, pertama, algoritma haruslah benar. Artinya algoritma akan
memberikan keluaran yang dikehendaki dari sejumlah masukan yang diberikan.
Tidak peduli sebagus apapun algoritma, kalau memberikan keluaran yang salah,
pastilah algoritma tersebut bukanlah algoritma yang baik.
Pertimbangan
kedua yang harus diperhatikan adalah kita harus mengetahui seberapa baik hasil
yang dicapai oleh algoritma tersebut. Hal ini penting terutama pada algoritma
untuk menyelesaikan masalah yang memerlukan aproksimasi hasil (hasil yang hanya
berupa pendekatan). Algoritma yang baik harus mampu memberikan hasil yang
sedekat mungkin dengan nilai yang sebenarnya.
Ketiga
adalah efisiensi algoritma. Efisiensi algoritma dapat ditinjau dari 2 hal yaitu
efisiensi waktu dan memori. Meskipun algoritma memberikan keluaran yang benar
(paling mendekati), tetapi jika kita harus menunggu berjam-jam untuk
mendapatkan keluarannya, algoritma tersebut biasanya tidak akan dipakai, setiap
orang menginginkan keluaran yang cepat. Begitu juga dengan memori, semakin
besar memori yang terpakai maka semakin buruklah algoritma tersebut. Dalam
kenyataannya, setiap orang bisa membuat algoritma yang berbeda untuk
menyelesaikan suatu permasalahan, walaupun terjadi perbedaan dalam menyusun
algoritma, tentunya kita mengharapkan keluaran yang sama. Jika terjadi
demikian, carilah algoritma yang paling efisien dan cepat.
3. Beda Algoritma dan Program
Program
adalah kumpulan pernyataan komputer, sedangkan metode dan tahapan sistematis
dalam program adalah algoritma. Program ditulis dengan menggunakan bahasa
pemrograman. Jadi bisa disebut bahwa program adalah suatu implementasi dari
bahasa pemrograman. Beberapa pakar memberi formula bahwa :
Program = Algoritma + Bahasa (Struktur Data)
Bagaimanapun
juga struktur data dan algoritma berhubungan sangat erat pada sebuah program.
Algoritma yang baik tanpa pemilihan struktur data yang tepat akan membuat
program menjadi kurang baik, demikian juga sebaliknya.
Pembuatan
algoritma mempunyai banyak keuntungan di antaranya :
§
Pembuatan
atau penulisan algoritma tidak tergantung pada bahasa pemrograman manapun,
artinya penulisan algoritma independen dari bahasa pemrograman dan
komputer yang melaksanakannya.
§
Notasi
algoritma dapat diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa pemrograman.
§
Apapun
bahasa pemrogramannya, output yang
akan dikeluarkan sama karena algoritmanya sama.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam membuat algoritma :
§
Teks
algoritma berisi deskripsi langkah-langkah penyelesaian masalah. Deskripsi
tersebut dapat ditulis dalam notasi apapun asalkan mudah dimengerti dan
dipahami.
§
Tidak
ada notasi yang baku dalam penulisan teks algoritma seperti notasi bahasa pemrograman.
Notasi yang digunakan dalam menulis algoritma disebut notasi algoritmik.
§
Setiap
orang dapat membuat aturan penulisan dan notasi algoritmik sendiri. Hal ini
dikarenakan teks algoritma tidak sama dengan teks program. Namun, supaya notasi
algoritmik mudah ditranslasikan ke dalam notasi bahasa pemrograman tertentu,
maka sebaiknya notasi algoritmik tersebut berkorespondensi dengan notasi bahasa
pemrograman secara umum.
§
Notasi
algoritmik bukan notasi bahasa pemrograman, karena itu pseudocode dalam notasi algoritmik tidak dapat
dijalankan oleh komputer. Agar dapat dijalankan oleh komputer, pseudocode dalam notasi algoritmik harus
ditranslasikan atau diterjemahkan ke dalam notasi bahasa pemrograman yang
dipilih. Perlu diingat bahwa orang yang menulis program sangat terikat dalam
aturan tata bahasanya dan spesifikasi mesin yang menjalannya.
§
Algoritma
sebenarnya digunakan untuk membantu kita dalam mengkonversikan suatu
permasalahan ke dalam bahasa pemrograman.
§
Algoritma
merupakan hasil pemikiran konseptual, supaya dapat dilaksanakan oleh komputer,
algoritma harus ditranslasikan ke dalam notasi bahasa pemrograman. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan pada translasi tersebut, yaitu :
a. Pendeklarasian
variabel
Untuk mengetahui
dibutuhkannya pendeklarasian variabel dalam penggunaan bahasa pemrograman
apabila tidak semua bahasa pemrograman membutuhkannya.
b. Pemilihan tipe
data
Apabila bahasa pemrograman
yang akan digunakan membutuhkan pendeklarasian variabel maka perlu hal ini
dipertimbangkan pada saat pemilihan tipe data.
c. Pemakaian
instruksi-instruksi
Beberapa instruksi
mempunyai kegunaan yang sama tetapi masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan yang berbeda.
d. Aturan sintaksis
Pada saat menuliskan
program kita terikat dengan aturan sintaksis dalam bahasa pemrograman yang akan
digunakan.
e. Tampilan hasil
Pada saat membuat algoritma
kita tidak memikirkan tampilan hasil yang akan disajikan. Hal-hal teknis ini
diperhatikan ketika mengkonversikannya menjadi program.
f.
Cara pengoperasian compiler atau interpreter.
Bahasa
pemrograman yang digunakan termasuk dalam kelompok compiler atau interpreter.
4. Algoritma Merupakan Jantung Ilmu
Informatika
Algoritma adalah jantung ilmu komputer atau
informatika. Banyak cabang ilmu komputer yang mengarah ke dalam terminologi
algoritma. Namun, jangan beranggapan algoritma selalu identik dengan ilmu
komputer saja. Dalam kehidupan sehari-hari pun banyak terdapat proses yang
dinyatakan dalam suatu algoritma. Cara-cara membuat kue atau masakan yang
dinyatakan dalam suatu resep juga dapat disebut sebagai algoritma. Pada setiap
resep selalu ada urutan langkah-langkah membuat masakan. Bila
langkah-langkahnya tidak logis, tidak dapat dihasilkan masakan yang diinginkan.
Ibu-ibu yang mencoba suatu resep masakan akan membaca satu per satu
langkah-langkah pembuatannya lalu ia mengerjakan proses sesuai yang ia baca.
Secara umum, pihak (benda) yang mengerjakan proses disebut pemroses (processor). Pemroses tersebut dapat berupa manusia,
komputer, robot atau alat-alat elektronik lainnya. Pemroses melakukan suatu
proses dengan melaksanakan atau “mengeksekusi” algoritma yang menjabarkan
proses tersebut.
Algoritma
adalah deskripsi dari suatu pola tingkah laku yang dinyatakan secara primitif
yaitu aksi-aksi yang didefenisikan sebelumnya dan diberi nama, dan diasumsikan
sebelumnya bahwa aksi-aksi tersebut dapat kerjakan sehingga dapat menyebabkan
kejadian.
Melaksanakan
algoritma berarti mengerjakan langkah-langkah di dalam algoritma tersebut.
Pemroses mengerjakan proses sesuai dengan algoritma yang diberikan kepadanya.
Juru masak membuat kue berdasarkan resep yang diberikan kepadanya, pianis
memainkan lagu berdasarkan papan not balok. Karena itu suatu algoritma harus
dinyatakan dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemroses. Jadi suatu
pemroses harus:
§
Mengerti
setiap langkah dalam algoritma.
5. Mekanisme Pelaksanaan Algoritma oleh
Pemroses
Komputer
hanyalah salah satu pemroses. Agar dapat dilaksanakan oleh komputer, algoritma
harus ditulis dalam notasi bahasa pemrograman sehingga dinamakan program. Jadi
program adalah perwujudan atau implementasi teknis algoritma yang ditulis dalam
bahasa pemrograman tertentu sehingga dapat dilaksanakan oleh komputer.
Kata “algoritma” dan “program” seringkali
dipertukarkan dalam penggunaannya. Misalnya ada orang yang berkata seperti ini:
“program pengurutan data menggunakan algoritma selection
sort”. Atau pertanyaan seperti ini: “bagaimana algoritma dan program
menggambarkan grafik tersebut?”. Jika Anda sudah memahami pengertian algoritma
yang sudah disebutkan sebelum ini, Anda dapat membedakan arti kata algoritma
dan program. Algoritma adalah langkah-langkah penyelesaikan masalah, sedangkan
program adalah realisasi algoritma dalam bahasa pemrograman. Program ditulis
dalam salah satu bahasa pemrograman dan kegiatan membuat program disebut pemrograman (programming). Orang
yang menulis program disebut pemrogram (programmer).Tiap-tiap langkah di dalam program
disebut pernyataan atau instruksi. Jadi,
program tersusun atas sederetan instruksi. Bila suatu instruksi dilaksanakan,
maka operasi-operasi yang bersesuaian dengan instruksi tersebut dikerjakan
komputer.
Secara garis besar komputer tersusun atas
empat komponen utama yaitu, piranti masukan, piranti keluaran, unit pemroses
utama, dan memori. Unit pemroses utama (Central Processing Unit –
CPU) adalah “otak” komputer, yang berfungsi mengerjakan
operasi-operasi dasar seperti operasi perbandingan, operasi perhitungan,
operasi membaca, dan operasi menulis. Memori adalah komponen yang berfungsi
menyimpan atau mengingatingat.
Yang disimpan di dalam memori adalah program
(berisi operasi-operasi yang akan dikerjakan oleh CPU) dan data atau informasi
(sesuatu yang diolah oleh operasi-operasi). Piranti masukan dan keluaran (I/O devices) adalah
alat yang memasukkan data atau program ke dalam memori, dan alat yang digunakan
komputer untuk mengkomunikasikan hasil-hasil aktivitasnya. Contoh piranti
masukan antara lain, papan kunci (keyboard), pemindai
(scanner), dan cakram (disk). Contoh
piranti keluaran adalah, layar peraga (monitor), pencetak (printer), dan cakram.
Mekanisme kerja keempat komponen di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut. Mula-mula program dimasukkan ke dalam memori
komputer. Ketika program dilaksanakan (execute), setiap
instruksi yang telah tersimpan di dalam memori dikirim ke CPU. CPU mengerjakan
operasioperasi yang bersesuaian dengan instruksi tersebut. Bila suatu operasi
memerlukan data, data dibaca dari piranti masukan, disimpan di dalam memori
lalu dikirim ke CPU untuk operasi yang memerlukannya tadi. Bila proses
menghasilkan keluaran atau informasi, keluaran disimpan ke dalam memori, lalu
memori menuliskan keluaran tadi ke piranti keluaran (misalnya dengan
menampilkannya di layar monitor).
6. Belajar Memprogram dan Belajar Bahasa
Pemrograman
Belajar memprogram tidak sama dengan belajar
bahasa pemrograman. Belajar memprogram adalah belajar tentang metodologi
pemecahan masalah, kemudian menuangkannya dalam suatu notasi tertentu yang
mudah dibaca dan dipahami. Sedangkan belajar bahasa pemrograman berarti belajar
memakai suatu bahasa aturan-aturan tata bahasanya, pernyataan-pernyataannya,
tata cara pengoperasian compiler-nya, dan
memanfaatkan pernyataan-pernyataan tersebut untuk membuat program yang ditulis
hanya dalam bahasa itu saja. Sampai saat ini terdapat puluhan bahasa pemrogram,
antara lain bahasa rakitan (assembly), Fortran, Cobol, Ada, PL/I, Algol, Pascal, C, C++, Basic, Prolog, LISP, PRG,
bahasabahasa simulasi seperti CSMP, Simscript, GPSS,
Dinamo. Berdasarkan terapannya, bahasa pemrograman dapat digolongkan
atas dua kelompok besar :
§
Bahasa
pemrograman bertujuan khusus. Yang termasuk kelompok ini adalah Cobol (untuk terapan bisnis dan
administrasi). Fortran (terapan komputasi
ilmiah), bahasa rakitan (terapan pemrograman mesin), Prolog (terapan kecerdasan buatan), bahasa-bahasa
simulasi, dan sebagainya.
§
Bahasa
perograman bertujuan umum, yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi. Yang
termasuk kelompok ini adalah bahasa Pascal, Basic dan C. Tentu saja pembagian ini tidak kaku.
Bahasabahasabertujuan khusus tidak berarti tidak bisa digunakan untuk aplikasi
lain. Cobol misalnya, dapat juga digunakan untuk terapan
ilmiah, hanya saja kemampuannya terbatas. Yang jelas, bahasabahasa pemrograman
yang berbeda dikembangkan untuk bermacam-macam terapan yang berbeda pula.
Berdasarkan
pada apakah notasi bahasa pemrograman lebih “dekat” ke mesin atau ke bahasa
manusia, maka bahasa pemrograman dikelompokkan atas dua macam :
§
Bahasa
tingkat rendah. Bahasa jenis ini dirancang agar setiap instruksinya langsung
dikerjakan oleh komputer, tanpa harus melalui penerjemah (translator). Contohnya adalah bahasa mesin. CPU
mengambil instruksi dari memori, langsung mengerti dan langsung mengerjakan
operasinya. Bahasa tingkat rendah bersifat primitif, sangat sederhana,
orientasinya lebih dekat ke mesin, dan sulit dipahami manusia. Sedangkan bahasa
rakitan dimasukkan ke dalam kelompok ini karena alasan notasi yang dipakai
dalam bahasa ini lebih dekat ke mesin, meskipun untuk melaksanakan instruksinya
masih perlu penerjemahan ke dalam bahasa mesin.
Bahasa
pemrograman bisa juga dikelompokkan berdasarkan pada tujuan dan fungsinya. Di
antaranya adalah :
7. Menilai Sebuah Algoritma
Ketika
manusia berusaha memecahkan masalah, metode atau teknik yang digunakan untuk
memecahkan masalah itu ada kemungkinan bisa banyak (tidak hanya satu). Dan kita
memilih mana yang terbaik di antara teknikteknik itu. Hal ini sama juga dengan
algoritma, yang memungkinkan suatu permasalahan dipecahkan dengan metode dan
logika yang berlainan. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mengukur mana
algoritma yang terbaik?. Beberapa persyaratan untuk menjadi algoritma yang baik
adalah :
§
Tingkat
kepercayaannya tinggi (realibility). Hasil yang diperoleh
dari proses harus berakurasi tinggi dan benar.
§
Pemrosesan
yang efisien (cost rendah). Proses harus diselesaikan secepat
mungkin dan frekuensi kalkulasi yang sependek mungkin.
§
Sifatnya
general. Bukan sesuatu yang hanya untuk menyelesaikan satu kasus saja, tapi
juga untuk kasus lain yang lebih general.
§
Bisa
dikembangkan (expandable). Haruslah sesuatu yang dapat kita
kembangkan lebih jauh berdasarkan perubahan requirement yang
ada.
§
Mudah
dimengerti. Siapapun yang melihat, dia akan bisa memahami algoritma Anda. Susah
dimengertinya suatu program akan membuat susah di-maintenance (kelola).
§
Portabilitas
yang tinggi (portability). Bisa dengan mudah diimplementasikan di
berbagai platform komputer.
§
Precise (tepat, betul, teliti). Setiap instruksi harus ditulis
dengan seksama dan tidak ada keragu-raguan, dengan demikian setiap instruksi
harus dinyatakan secara eksplisit dan tidak ada bagian yang dihilangkan karena
pemroses dianggap sudah mengerti. Setiap langkah harus jelas dan pasti.
Contoh : Tambahkan 1
atau 2 pada x.
Instruksi di atas terdapat
keraguan.
§
Jumlah
langkah atau instruksi berhingga dan tertentu. Artinya, untuk kasus yang sama
banyaknya, langkah harus tetap dan tertentu meskipun datanya berbeda.
§
Efektif.
Tidak boleh ada instruksi yang tidak mungkin dikerjakan oleh pemroses yang akan
menjalankannya.
Contoh : Hitung akar
2 dengan presisi sempurna.
Instruksi di atas tidak
efektif, agar efektif instruksi tersebut diubah.
Misal : Hitung akar 2
sampai lima digit di belakang koma.
§
Harus terminate. Jalannya algoritma harus ada kriteria
berhenti. Pertanyaannya adalah apakah bila jumlah instruksinya berhingga maka
pasti terminate?
§
Output yang dihasilkan tepat. Jika langkah-langkah algoritmanya
logis dan diikuti dengan seksama maka dihasilkan output yang diinginkan.
Sedangkan kriteria
Algoritma menurut Donald E. Knuth adalah :
1.
Input:
algoritma dapat memiliki nol atau lebih inputan dari luar.
2.
Output:
algoritma harus memiliki minimal satu buah output keluaran.
3.
Definiteness (pasti): algoritma memiliki
instruksi-instruksi yang jelas dan tidak ambigu.
4.
Finiteness (ada batas): algoritma harus memiliki titik
berhenti (stopping role).
5.
Effectiveness (tepat dan efisien): algoritma sebisa mungkin
harus dapat dilaksanakan dan efektif. Contoh instruksi yang tidak efektif
adalah: A = A + 0 atau A = A * 1.
Namun
ada beberapa program yang memang dirancang untuk unterminatable : contoh Sistem
Operasi.
8. Penyajian Algoritma
Penyajian algoritma secara garis besar bisa
dalam 2 bentuk penyajian yaitu tulisan dan gambar. Algoritma yang disajikan
dengan tulisan yaitu dengan struktur bahasa tertentu (misalnya bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris) dan pseudocode. Pseudocode adalah kode yang mirip dengan kode
pemrograman yang sebenarnya seperti Pascal, atau C, sehingga lebih tepat
digunakan untuk menggambarkan algoritma yang akan dikomunikasikan kepada
pemrogram. Sedangkan algoritma disajikan dengan gambar, misalnya dengan flowchart. Secara umum, pseudocode mengekspresikan
ide-ide secara informal dalam proses penyusunan algoritma. Salah satu cara
untuk menghasilkan kode pseudo adalah dengan meregangkan aturan-aturan bahasa
formal yang dengannya versi akhir dari algoritma akan diekspresikan. Pendekatan
ini umumnya digunakan ketika bahasa pemrograman yang akan digunakan telah
diketahui sejak awal.
Flowchart merupakan gambar atau bagan
yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta pernyataannya.
Gambaran ini dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol
menggambarkan proses tertentu. Sedangkan antara proses digambarkan dengan garis
penghubung. Dengan menggunakan flowchart akan
memudahkan kita untuk melakukan pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam
analisis masalah. Di
samping itu flowchart juga
berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara pemrogram yang bekerja
dalam tim suatu proyek.
Ada dua macam flowchart yang
menggambarkan proses dengan komputer, yaitu :
§
Flowchart sistem yaitu bagan dengan simbol-simbol tertentu
yang menggambarkan urutan prosedur dan proses suatu file dalam suatu media menjadifile di dalam media lain, dalam suatu sistem
pengolahan data. Beberapa contoh Flowchart sistem:
§
Flowchart program yaitu bagan dengan
simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses dan hubungan antar proses
secara mendetail di dalam suatu program.
Kaidah-Kaidah Umum Pembuatan Flowchart Program
Dalam pembuatan flowchart Program tidak ada rumus atau patokan
yang bersifat mutlak. Karena flowchart merupakan
gambaran hasil pemikiran dalam menganalisis suatu masalah dengan komputer.
Sehingga flowchart yang dihasilkan dapat bervariasi antara
satu pemrogram dengan yang lainnya. Namun secara garis besar setiap pengolahan
selalu terdiri atas 3 bagian utama, yaitu :
1.
Input,
2.
Proses
pengolahan dan
Untuk
pengolahan data dengan komputer, urutan dasar pemecahan suatu masalah:
1.
START,
berisi pernyataan untuk persiapan peralatan yang diperlukan sebelum menangani
pemecahan persoalan.
2.
READ,
berisi pernyataan kegiatan untuk membaca data dari suatu peralatan input.
3.
PROSES,
berisi kegiatan yang berkaitan dengan pemecahan persoalan sesuai dengan data
yang dibaca.
4.
WRITE,
berisi pernyataan untuk merekam hasil kegiatan ke peralatan output.
5.
END,
mengakhiri kegiatan pengolahan.
Walaupun tidak ada kaidah-kaidah yang baku
dalam penyusunan flowchart, namun ada beberapa
anjuran :
1.
Hindari
pengulangan proses yang tidak perlu dan logika yang berbelit sehingga jalannya
proses menjadi singkat.
2.
Jalannya
proses digambarkan dari atas ke bawah dan diberikan tanda panah untuk
memperjelas.
3.
Sebuah flowchart diawali dari satu titik START dan
diakhiri dengan END.
Untuk memahami lebih dalam mengenai flowchart ini, akan diambil sebuah kasus
sederhana.
Kasus : Buatlah sebuah rancangan
program dengan menggunakan flowchart, mencari
luas persegi panjang.
Solusi : Perumusan untuk mencari
luas persegi panjang adalah :
L = p . l
Keterangan :
1.
Simbol
pertama menunjukkan dimulainya sebuah program.
2.
Simbol
kedua menunjukkan bahwa input data dari p dan l.
3.
Data
dari p dan l akan diproses pada simbol ketiga dengan menggunakan perumusan L = p. l.
4.
Simbol
keempat menunjukkan hasil output dari
proses dari simbol ketiga.
5.
Simbol
kelima atau terakhir menunjukkan berakhirnya program dengan tanda End.
9. Struktur Dasar Algoritma
Algoritma berisi langkah-langkah penyelesaian
suatu masalah. Langkah-langkah tersebut dapat berupa runtunan aksi (sequence), pemilihan aksi (selection),
pengulangan aksi (iteration) atau kombinasi dari
ketiganya. Jadi struktur dasar pembangunan algoritma ada tiga, yaitu:
1.
Struktur
Runtunan
2.
Digunakan
untuk program yang pernyataannya sequential atau
urutan.
3.
Struktur
Pemilihan
4.
Digunakan
untuk program yang menggunakan pemilihan atau penyeleksian kondisi.
5.
Struktur
Perulangan
6.
Digunakan
untuk program yang pernyataannya akan dieksekusi berulang-ulang.
Dalam
Algoritma, tidak dipakai simbol-simbol / sintaks dari suatu bahasa pemrograman
tertentu, melainkan bersifat umum dan tidak tergantung pada suatu bahasa
pemrograman apapun juga. Notasi-notasi algoritma dapat digunakan untuk seluruh
bahasa pemrograman manapun.
Definisi Pseudo-code
Kode
atau tanda yang menyerupai (pseudo) atau merupakan penjelasan cara
menyelesaikan suatu masalah. Pseudo-code sering digunakan oleh manusia untuk
menuliskan algoritma.
Contoh kasus : mencari bilangan
terbesar dari dua bilangan yang diinputkan
Solusi Pseudo-code :
1.
Masukkan
bilangan pertama
2.
Masukkan
bilangan kedua
3.
Jika
bilangan pertama > bilangan kedua maka kerjakan langkah 4, jika tidak,
kerjakan langkah 5.
4.
Tampilkan
bilangan pertama
5.
Tampilkan
bilangan kedua
Solusi Algoritma :
1.
Masukkan
bilangan pertama (a)
2.
Masukkan
bilangan kedua (b)
3.
if
a > b then kerjakan langkah 4
4.
print
a
5.
print
b
10. Tahapan dalam Pemrograman
Langkah-langkah
yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah dalam pemrograman dengan komputer
adalah :
§
Definisikan
Masalah
§
Buat
Algoritma dan Struktur Cara Penyelesaian
§
Menulis
Program
§
Mencari
Kesalahan
§
Uji
dan Verifikasi Program
§
Dokumentasi
Program
§
Pemeliharaan
Program
Sumber : oolish.blog.uns.ac.id